Jakarta, 14 November 2025
Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. Dante Saksono Harbuwono menegaskan bahwa komunikasi strategis merupakan fondasi penting dalam membangun kepercayaan publik dan memperkuat sistem kesehatan. Pesan tersebut disampaikan dalam International Association of Business Communicators (IABC) Indonesia Conference & Awarding Night 2025 bertema “Strategic Communications at the Heart of Trust, Humanity, and Digital Impact”.
Wamenkes Dante menyoroti berbagai tantangan komunikasi kesehatan sepanjang pandemi COVID-19, termasuk maraknya hoaks seperti isu vaksin mengandung microchip magnetis. Menurutnya, disinformasi tersebut menunjukkan bahwa penyampaian informasi kesehatan harus akurat, sederhana, dan mudah dicerna masyarakat.
“Kepercayaan dibangun setetes demi setetes, namun bisa hilang seketika. Dalam kesehatan, komunikasi bukan hanya etika, tetapi pondasi keselamatan,” tegasnya.
Dante juga mengangkat pengalaman di praktik klinis, ketika kesalahan memahami instruksi obat berdampak pada memburuknya kondisi pasien.
“Itu bukti nyata bahwa komunikasi yang jelas dapat menyelamatkan nyawa,” ujarnya.
Untuk meningkatkan literasi kesehatan masyarakat, Kementerian Kesehatan terus memperkuat strategi komunikasi lintas kanal—mulai dari kampanye digital, pemanfaatan platform SATUSEHAT, hingga penyampaian pesan langsung melalui komunitas dan media sosial.
Ia menekankan bahwa data kesehatan harus disertai narasi kemanusiaan agar bermakna bagi publik dan mampu menggerakkan perubahan.
“Di balik data stunting ada wajah masa depan seorang anak. Di balik angka TBC ada perjuangan seorang ayah untuk tetap produktif. Data harus dihidupkan dengan empati,” ungkapnya.
Kemenkes juga membentuk Tim Komunikasi Krisis di setiap direktorat, memperkuat Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) 119, serta meningkatkan kolaborasi dengan media, Kemenkominfo, dan berbagai platform digital untuk memastikan konsistensi pesan publik.
Menanggapi pesatnya perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan (AI) di sektor kesehatan, Wamenkes menekankan bahwa inovasi hanya akan efektif jika diiringi komunikasi yang tepat sasaran.
“AI bisa membaca X-ray dan CT Scan, robotik bisa membantu operasi, tetapi tanpa komunikasi yang baik, informasi tidak akan menjadi keputusan, dan keputusan tidak akan menjadi tindakan,” katanya.
Wamenkes menyampaikan apresiasi kepada IABC Indonesia, para pembicara, profesional komunikasi, serta mitra lintas sektor yang terus memperkuat ekosistem komunikasi strategis di Indonesia. Ia berharap konferensi ini melahirkan kolaborasi dan inovasi baru untuk meningkatkan literasi publik, memperkuat kepercayaan masyarakat, dan mendukung kemajuan bangsa di era digital.
Perhelatan IABC Indonesia Conference & Awarding Night 2025 menjadi momentum penting bagi para komunikator profesional untuk menegaskan peran strategis komunikasi dalam menghadirkan perubahan positif, termasuk di bidang kesehatan.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI.Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, atau email [email protected]. (DJ/SK)
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik
Aji Muhawarman, ST, MKM