Jakarta, 12 November 2025
Provinsi Jawa Barat mencatat capaian membanggakan dalam upaya percepatan penurunan angka stunting nasional. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, Jawa Barat menjadi provinsi dengan penurunan prevalensi stunting paling signifikan pada tahun 2024, yakni sebesar 5,8 persen.
Capaian tersebut disampaikan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Percepatan Penurunan Stunting di Jakarta. Ia menyebut keberhasilan Jawa Barat sebagai contoh nyata kolaborasi lintas sektor antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat.
“Kalau kita lihat data dari Kemenkes, Jawa Barat ini adalah salah satu provinsi dengan penurunan prevalensi paling signifikan, turun sebesar 5,8 persen,” ujar Wapres Gibran di Gedung Kemenkes, Jakarta, Rabu (12/11).
Gibran menegaskan bahwa percepatan penurunan stunting merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto, yang hanya dapat dicapai melalui kerja bersama antara pusat dan daerah. Ia juga mengapresiasi kerja keras seluruh pihak, mulai dari kementerian, pemerintah daerah, hingga kader Posyandu dan ibu-ibu PKK yang menjadi garda terdepan di lapangan.
“Atas arahan Bapak Presiden, kita berhasil menekan angka prevalensi stunting di 2024 menjadi 19,8 persen, atau turun sebanyak 377 ribu anak dibandingkan tahun 2023,” ujarnya.
“Program ini harus kita kawal bersama, program ini harus kita keroyok bersama, dan saya rasa kuncinya di sini adalah sinergi antara pusat dan daerah,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan capaian nasional di bawah 20 persen untuk pertama kalinya ini merupakan hasil kerja keras lintas sektor selama satu dekade terakhir.
“Angka stunting kita sejak tahun 2013, Bapak Wakil Presiden, yang angkanya 37 persen, untuk pertama kalinya, tahun 2024 kemarin, sesudah 10 tahun, akhirnya bisa turun pertama kali di bawah 20 persen, yakni 19 persenan,” ujar Budi.
Budi menambahkan, target penurunan stunting belum berhenti di sini. Pemerintah menargetkan prevalensi stunting turun hingga 14 persen dalam lima tahun ke depan.
Sementara itu, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji menyampaikan Rakornas ini menjadi momentum memperkuat komitmen dan koordinasi lintas sektor dalam mempercepat penurunan stunting.
“Rapat Koordinasi Nasional ini diselenggarakan setiap tahun untuk memperkuat komitmen, koordinasi, dan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan mitra pembangunan,” jelasnya.
Ia menekankan pentingnya kerja presisi dan disiplin agar program berjalan efektif dan hasilnya optimal.
“Siapa mengerjakan apa, di mana, kapan, dan pembiayaannya berapa — itu semua harus jelas. Karena itu, program ini perlu dikerjakan dengan disiplin dan presisi,” tutur Wihaji.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, atau email [email protected]. (D2/SK)
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik
Aji Muhawarman, ST, MKM